Melanjutkan tulisan yang sebelumnya, mampukah saya membaca Alkitab di dalam konteksnya, yang lulus sekolah dengan nilai pas-pasan (atau bahkan tidak lulus), membaca buku tebal ini?
Untungnya, untuk mengenal Tuhan, kita tidak perlu mengandalkan kecakapan atau kemampuan kita sendiri, melainkan dari kerendah hatian kita untuk mengenalNya:
“Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan” Amsal 1:7
Nah, setelah kita merendahkan hati di hadapanNya, melalui doa dan meminta kebijaksanaan dariNya untuk membukakan hati kita, barulah kita dapat mengenalNya lebih jauh dari FirmanNya.
Untuk membaca Alkitab, perlu kita ketahui konteks (gaya tulisan, kebudayaan, garis waktu di sejarah) pasal yang sedang kita baca. Jika mau dirangkum secara kasar, garis sejarah ini adalah:
- Tuhan menciptakan dunia beserta segala isinya, dan semuanya itu baik (Kejadian 1 & 2)
- Manusia jatuh ke dalam dosa (Kejadian 3)
- Usaha manusia menyaingi Tuhan melalui menara Babel (Kejadian 11)
- Allah memanggil Abraham, dan menjanjikan semua bangsa akan terberkati melalui keturunannya (Kejadian 12)
- Pembebasan bangsa Israel dari jajahan Mesir, dan Tuhan memberikan mereka 10-Hukum-Tuhan (Keluaran & Ulangan)
- Israel meminta raja untuk memerintah mereka, padahal Tuhan adalah pemerintah mereka (1 Samuel 8)
- Tuhan mengirim nabi-nabi agar bangsa Israel bertobat dan kembali kepada Tuhan
- Tuhan menghukum bangsa Israel karena pemberontakannya. Mereka dijajah oleh bangsa babel (Yehezkiel, Daniel)
- Tuhan membebaskan bangsa Israel dari Babel, dan mengembalikan mereka ke tanah perjanjian (Hagai)
- Yesus datang ke dunia, mati, disalibkan dan bangkit kembali untuk menebus dosa manusia, Israel dan non-Israel (penggenapan dari janji Allah dan nubuat-nubuat nabi)
- Hari-hari terakhir: antara penyaliban Yesus sampai kedatanganNya kembali (Ibrani 1:1-2)
Contoh: dalam membaca cerita pembebasan bangsa Israel dari penjajahan Mesir yang dipimpin oleh Musa (Keluaran 12), bangsa Israel diperintahkan untuk mengorbankan seekor domba, dipanggang dan dimakan bersama rempah-rempah pahit, untuk memperingati pembebasan mereka dari penjajahan Mesir (analogi pengalaman yang pahit).
Lalu, apa kita harus mengikuti tradisi ini? Tentunya tidak, melainkan tradisi ini merupakan simbol atau gambaran yang akan datang, yaitu pengorbanan Yesus di kayu salib untuk dosa manusia.
Kesimpulan: di dalam membaca Alkitab, ingatlah konteks pasal yang kita baca. Apakah ini langsung dituju ke kita? Mudah-mudahan ringkasan (yang sangat singkat) di atas dapat membantu anda dalam membaca cerita di Alkitab di dalam konteksnya, yaitu: cerita Allah dari awalnya (sebuah ciptaan yang sempurna), dan rusak karena pemberontakan manusia. Lalu, Allah sendiri yang merencanakan penyelamatan manusia dari awalnya (Kejadian 3:15) untuk mengembalikan semuanya seperti asalnya:
“Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan” Wahyu 4:11