Cinta sering dijelaskan dalam bentuk perasaan. Namun cinta sesungguhnya - apa yang disebut penulis Perjanjian Baru sebagai kasih agape - adalah cinta atau kasih yang tidak berdasar perasaan sama sekali. Kasih agape dapat merubah hidupmu dan membuatmu merdeka. Dan itu semua dimulai dengan keputusan yang harus kamu ambil.
Kasih agape adalah keputusan untuk menganggap kebutuhan orang lain lebih utama dibanding kebutuhan diri sendiri. Hidup dalam pengorbanan, memberi tanpa mengharapkan imbalan dan melupakan pembalasan. Di atas segalanya, cinta kasih agape adalah satu keputusan untuk menerima dan meresponi kasih yang Tuhan miliki. Semua usaha kita untuk mengasihi orang lain tidak akan memberi buah sampai kita meresponi kasih Tuhan itu sendiri. Seperti halnya Alkitab mengatakan, "Kita mengasihi karena Allah telah terlebih dahulu mengasihi kita". (1 Yohanes 4:19).
Selanjutnya pemahaman kita akan cinta kasih dimulai dengan pernyataan nats Alkitab yang paling sering didengar, Yohanes 3:16, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."
Inilah apa yang disebut Alkitab sebagai ‘lahir baru' atau ‘lahir dari atas'. Dalam pengalaman kelahiran baru ini, Tuhan membukakan kasihNya yang menakjubkan bagi manusia. Keajaiban ini akan menghasilkan dalam dirimu sesuatu yang alami yang akan mengijinkan kamu untuk mengasihi orang lain dengan cara yang tidak pernah terjadi sebelumnya - tanpa tergantung respon mereka terhadap cintamu.
Kelahiran baru hanyalah permulaan. Untuk bertumbuh dalam kasih kita harus melanjutkan untuk menerima kasih Tuhan dan pengampunanNya (Lukas 7:47). Perhatikanlah doa rasul Paulus untuk orang percaya di Efesus, "Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah. (Efesus 3:18-19).
Kita tidak hanya perlu untuk ‘berakar dan berdasar' dalam kasih Tuhan untuk kita, tapi kita juga perlu untuk selalu meningkatkan pemahaman tentang kasihNya terhadap kita.
Kala kita mengalami kasih Tuhan dan meresponinya dalam kasih, kita akan ditransformasikan dalam gambaran Allah. Kita juga akan dipenuhi dalam rencana Allah yang besar, "untuk mengasihi Tuhan dan sesama" (Markus 12:29-31). Kasih ini tidak dapat dielakkan harus menguasai tindakan kita (1Yohanes 3:13). Pada akhirnya, bukti kesaksian dari cinta kita terhadap sesama akan membuktikan pada dunia bahwa kita adalah benar-benar murid Kristus (Yohanes 13:34).
Bila kasih agape itu tidak didasarkan atas perasaan, perasaan cinta akan sering mengikuti ekspresi pernyataan cinta. Sewaktu hidup kita mulai mendemonstrasikan ‘buah Roh' (kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri), keberadaan emosi kita niscaya akan berubah semakin baik. Namun kita tidak harus melihat berdasar emosi. Melainkan lihatlah terlebih dahulu tentang kerajaan Allah, maka semuanya akan ditambahkan kepada kita (Matius 4:33)