Korupsi adalah kebudayaan bangsa Indonesia, mungkin itu bukan kebudayaan asli, namun itu sudah membudaya dalam kehidupan sehari-hari. Umumnya, orang-orang yang tidak korupsi itu karena mereka tidak memiliki kesempatan atau mereka tidak tahu caranya. Korupsi ada di mana-mana dan korupsi dilakukan oleh sebagian besar bangsa Indonesia, dari rakyat jelata hingga para pemangku kuasa.
Perhatikan lapangan bola di kampung-kampung, perhatikan alun-alun di kota-kota. Jejak korupsi nampak jelas pada jalan setapak yang membelah lapangan atau alun-alun itu. Perhatikan jalan-jalan di Indonesia, jalan pintas selalu ada. Perhatikan para pengendara sepeda, sepeda motor, mobil, becak, andong. Mereka selalu mencari jalan pintas. Jalan pintas bukan jalan terdekat, namun jalan tidak boleh dijalani. Namun mereka melakukannya. Orang-orang demikian, bila memiliki kekuasaan dan kesempatan, akan menjadi koruptor, karena sudah terlatih sebelumnya.
Bagaimana dengan orang-orang Kristen? Orang-orang Kristen generasi ini memiliki potensi yang sama untuk korupsi, karena mereka dibesarkan di dalam masyarakat yang sama ditambah lagi dengan apa yang diajarkan oleh banyak pengkotbah. Kamu anak raja sehingga berhak hidup berkelimpahan dan berkuasa, bilur-bilurnya sudah menyembuhkanmu, bilur-bilurnya sudah membebaskanmu. Ajaran demikian mendorong orang Kristen untuk menjadi koruptor bila mendapat kesempatan.
Pada saat seorang pendeta mengklaim semua uangnya adalah anugerah Allah tanpa mau menyadari dari mana uang itu mengalir, maka dia sedang korupsi. Ketika seorang pengkotbah membanggakan diri tidak belajar Theologia sama sekali namun kotbahnya laris manis karena diberkati Allah dan semua yang kotbahkannya dibisikkan oleh Allah kepadanya, dia sedang korupsi.
Ketika seorang mahasiswa atau pelajar tidak belajar dengan baik namun berdoa minta Tuhan memberinya hikmat untuk menjawab soal-soal ujian dengan benar, dia sedang membujuk Tuhan untuk korupsi. Ketika seorang anak Tuhan berdoa agar Tuhan memberinya berkat ekonomi dan sosial melampaui kerja keras dan kerja cerdik yang dilakukannya, dia sedang membujuk Allah untuk korupsi.
Indonesia BERGERAK tidak akan pernah menjadi partai, karena Indonesia BERGERAK hanya sebuah GERAKAN. Tidak ada ketuanya dan tidak ada anggotanya. Indonesia BERGERAK adalah GERAKAN rakyat Indonesia untuk memperbarui Indonesia terutama untuk membangun KARAKTER manusia Indonesia.
Siapa yang memulai gerakan itu? Kita tidak tahu sebab selama ini GERAKAN itu sudah ada. Saya hanya salah satu orang yang bergerak dan berusaha menemukan orang-orang lainnya yang juga bergerak untuk bergerak bersama-sama.
Bergeraklah bersama kami, Indonesia BERGERAK