Kata “Mesias” bersinonim dengan kata “Al Masih”. Ini berarti, selama orang mengakui bahwa Isa adalah Al Masih, misalnya mengatakan Isa Al Masih, maka si orang tersebut mengakui ke-mesias-an Isa.
Permasalahan yang sering dijumpai dalam keseharian adalah ketidaktahuan masyarakat terhadap makna istilah “Al Masih”. Banyak dijumpai orang yang salah kira kalau “Al Masih” itu nama atau sekedar julukan abal-abal, padahal istilah “Al Masih” adalah gelar atau jabatan yang sangat tinggi. Kedudukan dan jabatan tersebut dianugerahkan oleh Allah SWT kepada manusia Isa. Tidak ada Al Masih selain Isa, begitulah kata Al Qur’an.
Umat manusia terbagi menjadi dua, yaitu pengikut Anti Al Masih (Ad-dajjal Al Masih) dan pengikut Al Masih. Terminologi “pengikut Al Masih” tidak merujuk pada suatu agama tertentu, melainkan pada setiap orang, apapun agamanya, yang mengikuti Isa Al Masih.
Para pengikut Anti Al Masih adalah para anti Al Masih. Mereka ada banyak pada jaman kita ini dan dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Hai anak-anakku, inilah akhir zaman, dan seperti yang kamu dengar bahwa Dajal, Anti Al-Masih itu, kelak akan datang. Sekarang pun telah bermunculan para anti Al-Masih. Oleh sebab itulah kita mengetahui bahwa ini adalah akhir zaman. (1 Yohanes 2:18)
Alkitab dan Al Qur’an menjelaskan bahwa Isa Al Masih dan seluruh rakyat dan malaikat yang mengikuti Isa akan memenangkan pertempuran dua golongan tersebut dan menjebloskan Ad-Dajjal Al Masih atau Anti Al Masih itu ke dalam neraka beserta para anti Al Masih yang merupakan pengikut Anti Al Masih itu.
Umat Nabi Muhammad yang beneran pasti menghormati dan mencintai Isa Al Masih dengan sangat. Artinya, siapapun yang mengaku umat Nabi Muhammad tapi menghujat Isa Al Masih, maka siapapun dia pasti bukan umat Nabi Muhammad yang beneran.
Ini menunjukkan penggenapan nubuat atau ramalan Alkitab bahwa sebagian umat Nabi Muhammad terjatuh ke dalam kegelapan. Merasa berjuang di jalan Allah, tapi sedang menghujat jalan Allah itu; berjuang menjalankan Al Qur’an, tapi sedang melawan Al Qur’an.
Kita tidak dapat menilai Nabi Muhammad dan Al Qur’an dari sebagian umat Nabi Muhammad itu dan doktrin arus utama saat ini, karena terdapat distorsi/ penyimpangan di dalamnya.
Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat.