Kasih TerangMU Bersinar - Allah dapat menjadikan penderitaan untuk kebaikan kita.
Kebenaran ini paling baik dilihat dari contoh-contoh yang diberikan di alkitab. Dalam penderitaan Ayub, kita bisa melihat seseorang yang tidak hanya kemudian mempunyai pengertian yang lebih lagi tentang Allah, tetapi juga seseorang yang dapat menghibur dan menguatkan keturunan-keturunannya.
Dari penolakan, pengkhianatan, perbudakan dan kesalahan pemenjaraan seseorang bernama Yusuf, kita melihat seseorang yang akhirnya dapat berkata kepada mereka yang menyakitkannya, “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, …” (Kejadian 50:20)
Ketika semua di dalam diri kita berteriak kepada surga karena membiarkan penderitaan, kita mempunyai alasan untuk melihat kepada hasil kekal dan kebahagiaan Yesus yang didalam penderitaanNya sendiri di kayu salib berkata,
“AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:46)
Kita tidak sendiri jika ketidakadilan dan penderitaan hidup membuat anda tidak yakin kalau Bapa yang disurga perduli pada anda. Tetapi pikirkan kembali penderitaan dari Dia yang disebut oleh nubuatan Yesaya “seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan.” (Yesaya 53:3).
Bayangkanlah punggungnya yang penuh dengan luka cambuk, keningNya yang berdarah, tangan dan kakiNya yang berdarah terkena paku salib, lambungnya yang ditusuk, kesengsaraanNya di taman Getsemani dan tangisNya karena Ia merasa ditinggal oleh Bapa yang disurga. Pikirkan bahwa Yesus mengatakan bahwa Ia menderita bukan karena dosaNya, tetapi karena dosa kita semua. Karena Ia memberikan kita kebebasan untuk memilih, Ia membiarkan kita menderita. Tetapi Ia sendirilah yang sebenarnya menanggung hukuman dan rasa sakit dari semua dosa-dosa kita. (2 Korintus 5:21; 1 Petrus 2:24)
Ketika Anda mengerti alasan mengapa Tuhan menderita, jangan lupa bahwa Alkitab mengatakan bahwa Tuhan Yesus mati untuk dosa-dosa kita, dan mereka yang percaya dalam hatinya bahwa Allah telah mengangkatnya dari antara orang-orang mati akan selamat (Roma 10:9-10). Pengampunan dan kehidupan yang kekal Tuhan Yesus tawarkan bukanlah suatu hadiah akan keberhasilan kita tetapi hadiah untuk semua yang berdasarkan fakta-fakta yang ada, yakni percaya kepadaNya.