KASIHILAH SESAMAMU MANUSIA SEPERTI DIRIMU SENDIRI
Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." Matius 22:37-40
Hukum adalah kata benda, Perintah juga kata benda, namun kedua kata ini memiliki arti yang sangat berbeda.
Apabila anda menganggap mengasihi sesama manusia seperti mengasihi diri sendiri adalah perintah, maka itu berarti anda bebas memilih untuk mentaati atau menolak perintah itu. Bila anda memilih untuk menatatinya, maka anda bebas untuk memilih untuk mengasihi diri sendiri atau mengasihi sesama dulu dan berapa banyak anda mengasihi diri sendiri dan berapa banyak anda mengasihi sesama? Apapun pilihannya namun anda tetap dapat membanggakan diri karena andalah yang menentukan semuanya. Bila memilih untuk menaatinya, maka anda akan menjalani hidup penuh kelimpahan sambil berbangga diri bahwa anda bijaksana ketika menentukan pilihan. Bila memilih untuk menolaknya, maka anda akan menjalani hidup yang tidak bahagia, namun tetap dapat membanggakan diri sambil menuduh Allah tidak berlaku jantan karena tidak menghargai pilihan anda.
Apabila anda menganggap mengasihi sesama manusia seperti mengasihi diri sendiri adalah hukum, maka itu berarti anda tidak punya pilihan sama sekali. Itu berarti, mengasihi sesama manusia seperti mengasihi diri sendiri adalah kodrat manusia, kodrat anda. Ketika memenuhi kodrat, maka anda akan menjalani hidup yang bahagia, namun tidak dapat membanggakan diri karena hanya memenuhi kodrat hidup anda. ketika melanggar kodrat maka anda akan menjalani hidup yang tidak bahagia namun tidak bisa menuduh Tuhan tidak berlaku jantan karena tidak menghargai pilihan anda.
Allah adalah pencipta dan berkuasa secara mutlak tanpa lawan dan tanpa kawan. Semua yang difirmankan-Nya akan digenapi tanpa kecuali, apakah itu kutuk, berkat atau perintah, semuanya berarti HUKUM atau kodrat yang pasti digenapi. Tidak ada kekuatan apapun di dunia ini, bahkan di neraka dan di surga sekalipun, bahkan Allah sendiripun tak mampu membatalkan apa yang sudah difirmankan-Nya.
Kelahiran Kristus di dunia, penderitaanNya di hadapan penguasa dunia (Kerajaan Roma dan Mahkamah Agama), kematianNya di atas kayu salib, kebangkitanNya pada hari ketiga, kenaikanNya pada hari keempat puluh, turunnya Roh Kudus pada hari kelima puluh, adalah bukti tak terbantah bahwa Allah sendiripun tidak mampu membatalkan apa yang sudah difirmankan-Nya.
Hidup bahagia, hidup berkelimpahan, hidup sengsara, berkat Allah, kutuk Allah, semuanya bermula dari diri sendiri dan bermuara pada diri sendiri, semuanya terangkum dalam kedua hukum utama: Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Hawa berbuat dosa karena menentukan syarat untuk mencintai diri sendiri, menentukan cara untuk berbahagia, menentukan syarat untuk mencintai Adam dan Tuhan. Syaratnya adalah harus mengetahui yang baik dan yang jahat seperti Tuhan.
Adam berbuat dosa karena menentukan syarat untuk mencintai diri sendiri, menentukan syarat untuk berbahagia. Syaratnya adalah bersama Hawa dan membahagiakan Hawa serta dicintai Hawa. Itu sebabnya Adam rela mengkhianati Allah demi dirinya dan demi Hawa.
Manusia berbuat dosa karena menentukan syarat untuk mencintai diri sendiri, menentukan cara untuk berbahagia, menentukan syarat untuk mencintai sesama dan Tuhan serta menentukan syarat untuk dicintai sesama dan Tuhan.
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Artinya anda tidak dapat mencintai orang lain melampaui cinta anda pada diri sendiri. Mustahil orang lain dapat mencintai diri anda bila anda sendiri tidak mencintainya. Semakin anda mencintai diri sendiri maka secara otomatis anda akan semakin mencintai sesama. Semakin anda mencintai diri sendiri maka semakin mudah orang mencintai anda.
Mencintai diri sendiri adalah permulaan cinta kasih. Bila anda haus mustahil mampu memuaskan rasa haus orang lain. Bila tidak merasa cukup dicintai, maka anda akan cemburu melihat orang lain dicintai. Bila tidak bahagia maka anda akan dengki akan kebahagiaan orang lain.