Anda membaca Alkitab seolah membaca novel, maka anda selalu membacanya tanpa prasangka dan membiarkan Alkitab bercerita tentang isinya kepada anda. Ketika menemukan hal-hal yang sulit untuk dipahami, maka anda akan membacanya lagi dengan lebih teliti untuk memahami apa yang tertulis. Ketika menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan keyakinan bahkan akal anda, maka anda akan membacanya lagi dengan lebih teliti untuk memahami apa yang tertulis di sana.
Setelah memahami isinya, maka anda akan berusaha untuk memahami, mengapa para penulis Alkitab menulis hal-hal yang tidak sesuai dengan keyakinan anda, bahkan bertentangan dengan akal anda?
Karena anda tahu, Alkitab sudah ditulis berabad-abad yang lalu dan sudah dibaca oleh milyaran orang, maka anda yakin, bukan anda saja yang mengalami hal itu, maka anda mencari buku-buku yang membahas tentang topik itu dan bertanya kepada teman-teman yang mungkin pernah memikirkan atau mempelajari topik itu.
Dengan membaca Alkitab seolah membaca novel, maka anda merasa tidak perlu melakukan koreksi (menambah atau mengurangi kata, bahkan memindahkan alinea-alinea) untuk memahami isi Alkitab. Yang perlu anda lakukan adalah berusaha untuk memahami seoptimal mungkin, apa yang tertulis dalam Alkitab.
Anda tahu, Alkitab Perjanjian Lama ditulis dalam bahasa Ibrani, Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani, Perjanjian Lama ditulis dalam kebudayaan Yahudi dan Perjanjian Baru ditulis dalam kebudayaan Yahudi dan Romawi. Pengetahuan tentang kedua kebudayaan tersebut, sangat membantu untuk memahami Alkitab. Anda tidak bisa bahasa Ibrani maupun Yunani, namun beruntung karena dewasa ini banyak sekali kamus yang memungkinkan anda untuk memeriksa beberapa kata dan memahami kata-kata tersebut.
Seorang penulis novel yang baik, akan menulis dengan baik pula, selain tata bahasanya baik, sistematika penulisannya juga baik, dan menggunakan kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan isi novelnya.
Anda belum pernah bertemu dengan orang, yang setelah membaca sebuah novel lalu melakukan koreksi (menambah atau mengurangi kata, bahkan memindahkan alinea-alinea), lalu menyatakan bahwa dia telah menemukan makna baru dari novel tersebut, makna yang tidak tertulis sebelumnya. Karena, semua pembaca novel, tahu, ketika sebuah novel diterbitkan, maka itulah yang diinginkan oleh penulisnya untuk dibaca dan dipahami oleh para pembacanya. Apabila penulis itu ingin mengetahui hal lainnya, maka dia pasti menulis dalam novelnya sebelum menerbitkannya.
Apabila ada orang yang suka melakukan koreksi (menambah atau mengurangi kata, bahkan memindahkan alinea-alinea), lalu menyatakan bahwa dia telah menemukan makna baru dari novel tersebut, makna yang tidak tertulis sebelumnya, maka tanpa mengurangi rasa hormat, anda menganjurkan agar orang tersebut tidak membaca novel, tetapi membaca buku nujum.
Salah satu buku yang ditulis untuk memberi kebebasan bagi para pembacanya untuk melakukan koreksi (menambah atau mengurangi kata, bahkan memindahkan alinea-alinea), guna menemukan makna baru adalah buku tafsir 1001 mimpi yang biasanya digunakan oleh para penjudi togel untuk meramalkan nomor yang mungkin akan keluar.
Dengan membaca Alkitab seolah membaca novel, maka anda menemukan suatu keasykan luar biasa ketika membacanya, dan dapat memahami banyak sekali makna-makna indah di dalamnya. Apalagi, Sang penulis Alkitab itu sendiri, Allah Roh Kudus, senantiasa menemani anda, sehingga ketika membaca Alkitab, secara bijaksana dia membimbing pikiran dan hati anda untuk memahami makna yang terkandung dalam tulisan-tulisanNya.
Tulisan Serial Tentang Alkitab : Masihkah Dapat Dipercaya ??? ; Masihkah Ada yang Dipercaya–Bagian 6 ; Masihkah Ada yang Dipercaya–Bagian 5 ; Masihkah Ada yang Dipercaya–Bagian 4 ; Masihkah Ada yang Dipercaya–Bagian 3 ; Masihkah Ada yang Dipercaya–Bagian 2 ; Masihkah Ada yang Dipercaya–Bagian 1