Roma 7:18-23
7:18 Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. 7:19 Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. 7:20 Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku. 7:21 Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. 7:22 Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, 7:23 tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.
Beberapa saat sebelum menjadi orang Kristen. Saya sampai pada pemahaman. Bila Tuhan itu tidak ada, maka saya harus menjadi orang jahat agar bisa survive di dunia ini. Namun bila Tuhan itu ada maka saya harus menjadi orang baik. Karena tidak menemukan Tuhan maka saya pun hidup suka-suka saya.
Ketika menjadi orang Kristen, mereka berkata bahwa Roh Kudus akan mengubah saya sehingga menjadi orang baik. Namun kenyataannya saya tidak menjadi baik. Ada keinginan jadi orang baik namun yang ada adalah berbuat jahat. Ketika saya bertanya, mereka bilang, mungkin saya belum punya Roh Kudus. Itu sebabnya saya pun lalu berkelana dari KKR ke KKR dan tiap kali berdoa menerima Yesus. Namun janji-janji tetap janji-janji.
Ketika saya bertemu dengan ibu rohani saya, dia mengajarkan bahwa hidup Kristen adalah perjuangan melawan daging. Hal yang sama juga diajarkan oleh Bapa angkat saya. Sejak itulah saya hidup untuk MELAWAN kedagingan saya abis-abisan. Kadang menang kadang kalah. Banyak kalahnya dari pada menangnya.
JANGAN begini HARUS begitu! TAATI ini dan TENTANGLAH itu!
Suatu saat saya memahami bahwa cara hidup seperti yang saya jalani itu adalah cara hidup Perjanjian Lama. Bila Daud dan Salomo gagal, mustahil saya BERHASIL. Kemudian saya mulai memikirkan cara baru untuk menjalani hidup Perjanjian Baru. Ini salah satu contoh:
Kenapa mastubasi? Karena birahi. Bukankah ada cara lain untuk melampiaskan birahi? Saya tidak melakukannya dengan pacar karena itu namanya berzinah dan lagi belum tentu dia mau. Saya tidak melakukannya dengan pelacur karena jijik, takut kena penyakit dan itu berzinah di samping itu rugi dong perjaka gua ilang gara-gara pelacur.
Masturbasi menjadi pilihan karena: praktis dan resikonya rendah serta selalu tersedia.
Mengenal diri sendiri dan mengenal lawan maka seratus kali berperang seratus kali menang.
Kenapa mastubasi? Karena birahi. Benarkah? Ingin masturbasi dulu atau birahi dulu? Sering birahi lalu mastubrasi. Sering pula ingin masturbasi lalu mencari cara untuk birahi.
Kenapa birahi? baca cerita, nonton, melihat paha mulus dan buah dada montok. Kenapa hal-hal itu membuat birahi? Karena di dalam pikiran saya sudah tersimpan prosedur. Bila berhadapan dengan hal-hal demikian, birahilah.
Saya lalu bergaul dengan banyak wanita. Tujuannya agar mengenal mereka dan melatih diri bahwa buah dada artinya buah dada. Paha mulus artinya paha mulus. Biarlah ketika melihat buah dada dan paha mulus. Berhenti di situ saja dan tidak mengasosiasikannya dengan SEX.
Ketika birahi saya tidak menentangnya namun menganggap itu hal yang wajar. Bila menentangnya, maka tubuh akan menunjukkan kesaktiannya. Dengan cara apa para lelaki menentang nafsu birahi? Dengan Terus memikirkannya sambil berbisik dalam hati, dosa, dosa, dosa. Orang-orang ngeroh melakukannya dengan memikirkannya sambil menengking roh birahi.
Ketika birahi kita memikirkannya, itulah yang membuat birahi menjadi semakin menjadi-jadi. Birahi bisa dikalahkan dengan KEKUATAN pikiran. Hanya ada DUA cara untuk menaklukkan birahi.
- Orgasme
- melakukan kegiatan lain
Selama ini para lelaki MELAWAN birahi dengan KEKUATAN pikiran itu sebabnya birahinya justru menjadi-jadi. Orgasme yang benar harus dilakukan bersama istri bila belum punya istri, lakukanlah kegiatan.
Bila anda birahi, pergilah ngobrol dengan kawan atau melakukan kegiatan lain bersama kawan.
Masturbasi itu DOSA karena masturbasi itu BERZINAH dengan diri sendiri.
ketika kita memandang masturbasi sebagai DOSA, maka kita BERUSAHA untuk TIDAK melakukannya. Lawan kita adalah MASTUBARSI.
Ketika kita paham bahwa Masturbasi adalah TAKLUK kepada keinginan daging maka kita akan belajar untuk memahaminya lalu mengendalikannya. Sebelum itu kita akan menjauhkan diri dari godaan dan tidak membiarkan diri DICOBAI.
Ketika memikirkan MASTURBASI atau TIDAK? Saat itu kita sedang membiarkan diri kita dicobai. Ketika birahi bangkit dan kita melakukan kegiatan dengan orang lain. Itu namanya melepaskan diri dari yang jahat atau menjauhkan diri dari godaan.
Ada perbedaan antara orang yang masturbasi sebagai DOSA dan orang yang melakukan masturbasi karena takluk kepada keinginan daging. Yang pertama melakukan masturbasi dengan kesadaran sepenuhnya bahwa itulah cara paling praktis dan murah serta resiko rendah memuaskan nafsu birahi. Yang kedua melakukannya dengan penuh kesadaran bahwa yang dia lakukan walaupun enak sekali namun SALAH. Dia tidak ingin melakukannya lagi. Bila ada CARA atau dia MAMPU, dia tidak akan melakukannya lagi.
Yang pertama tidak ada KEBENARAN di dalamnya yang kedua ADA kebenaran di dalamnya.
Coba pelajari kehidupan Saul dan Daud. Ketika Saul ditegur oleh nabi, dia mencari cara untuk membenarkan diri sendiri sambil menyalahkan orang lain. Saul TAHU dia salah namun mencari kambing hitam untuk membenarkan diri.
Ketika Daud ditegur oleh nabi, dia bertanya, "Apa yang harus aku lakukan?" Dia tahu dia salah dan MAU benar, itu sebabnya dia bertanya kepada Nabi yang bertindak atas nama Allah sang Hakim.