Menutup Pintu Sorga

Masihkah Ada yang Dipercaya–Bagian 1

Pada zaman yang penuh kemerosotan moral seperti sekarang - di mana miliaran orang ditipu oleh perusahaan-perusahaan besar; di mana para pemimpin agama dan pembimbing spiritual ternyata penjerat berkharisma; dimana berbohong sepertinya sudah biasa di panggung politik; di mana orang-orang yang paling Anda percaya seringkali menyakiti Anda melebihi orang lain - masih adakah yang bisa dipercaya?

Jawabnya: Masih! Anda bisa percaya 100% pada Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru! Kenapa? Mari kita lihat bukti-buktinya.

1. Apa yang dinyatakan Alkitab tentang dirinya sendiri? D i Alkitab tertulis, “Segala tulisan yang di ilhamkan...” (2 Timotius 3:16) Sebab tidak pernah nubuat dihasilkan imageoleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Tuhan.” (2 Petrus 1:21) “Kitab Suci tidak dapat dibatalkan...(Yohanes 10:35)
Jawab: Alkitab menyatakan dirinya sendiri sebagai tulisan yang diilhamkan Tuhan. Ditulis oleh orangorang yang dituntun Roh Kudus (Roh Tuhan). Tidak dapat dibatalkan/dihancurkan, atau terbukti salah.

2. Bagaimana Yesus menunjukkan keyakinan-Nya pada Alkitab? Yesus berkata, “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” “Sebab imageada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Matius 4:4, 7, 10). Firman-Mu adalah kebenaran.” (Yohanes 17:17). Jawab: Yesus mengutip Alkitab sewaktu digoda setan. Dia juga menyatakan bahwa Alkitab adalah kebenaran (Yohanes 17:17). Yesus seringkali mengutip. Alkitab sebagai sumber kewenangan (otoritas) bagi ajaran-ajaran-Nya.

Ini Tulisan Serial Tentang Alkitab : Masihkah Dapat Dipercaya ??? ; Masihkah Ada yang Dipercaya–Bagian 6 ; Masihkah Ada yang Dipercaya–Bagian 5 ; Masihkah Ada yang Dipercaya–Bagian 4 ; Masihkah Ada yang Dipercaya–Bagian 3 ; Masihkah Ada yang Dipercaya–Bagian 2 ; Masihkah Ada yang Dipercaya–Bagian 1