Menutup Pintu Sorga

Yesus Tidak Disalibkan Mustahil Allah Mengijinkan Yesus Mati Keji Disalibkan Seperti Itu

Penolakan Muslim

Yesus tidak disalibkan; mustahil Allah mengijinkan seorang nabi binasa dengan cara yang keji seperti itu.”

Quran menolak ketiga fakta fundamental tentang Yesus Kristus, yaitu berkenaan dengan keilahianNya, fungsiNya sebagai Juru Selamat dan penyalibanNya. Dalam hal ini, Islam berseberangan dengan inti Kekristenan yang paling utama. Sebuah “harmonisasi” dari kedua agama, sebagaimana yang dituntut oleh para teolog liberal, adalah mustahil tanpa mengabaikan hal-hal yang fundamental dari iman Kristen. Kematian Yesus di atas kayu salib dilaporkan secara kabur oleh Quran. Pernyataan-pernyataan di Quran tentang penyaliban itu tidak jelas dan juga tidak ditampilkan dalam sebuah gambaran yang jelas. Quran menyebut kisah penyaliban yang aktual hanya di satu tempat, dimana dalam ayat itu, penyaliban disangkali.

Yesus tidak disalibkan
Ayat Quran lainnya memperkuat bukti ini, ketika Yesus berkata:

“Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” (Sura 19:33)

Banyak Muslim yang mengatakan bahwa kematian yang disebutkan di ayat ini terjadi setelah Yesus datang kembali ke bumi untuk mengalahkan Dajjal, si Anti Kristus. Setelah itu, dikatakan bahwa Yesus akan dikuburkan di samping Muhammad di Medina. Adalah mustahil untuk menerima penafsiran seperti ini, karena hampir semua kata yang dipakai di ayat ini berkaitan dengan kutipan sebelumnya, dan kali ini merujuk pada Yohanes Pembaptis:

Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali (Sura 19:15).

Mengapa hanya Yohanes Pembaptis saja yang mati dan bukan Yesus, sementara kata-kata yang dipakai adalah identik? Hal ini berkontradiksi dengan ayat yang dikutip berulang-ulang di Sura 4:157.

Dalam pandangan Kristen, penyaliban Yesus adalah pusat dan bagian tertinggi dari keseluruhan pesan Alkitab. Penyaliban adalah bagian dari misi Yesus.[3] Tuhan mendemonstrasikan kebesaran kuasaNya ketika Ia membangkitkan Yesus dari dalam kubur. Penyaliban adalah sebuah fakta yang diterima dalam Alkitab. Sebagai tambahan, ada sejumlah saksi historis mengenai subyek ini. Sejumlah bukti diantaranya:

 

  • Kematian Mesias telah diramalkan oleh nabi-nabi Perjanjian Lama (Yesaya 53; Mazmur 22:1-8).
  • Kematian Yesus sebagai korban adalah konsekuensi logis serta penggenapan dari pengajaran Perjanjian Lama (Lukas 24:26; 24:44). Kematian Yesus sebagai korban satu-satunya telah menggantikan korban-korban di Perjanjian Lama yang harus dilakukan berulang-ulang (Ibrani 10:1-18)
  • Kira-kira sepertiga dari Injil berbicara mengenai minggu-minggu terakhir Yesus di bumi ini, termasuk kematian dan kebangkitanNya.
  • Yesus sendiri telah menubuatkan kematianNya (Lukas 9:22; 22:37).
  • Ada beberapa kesaksian dari para saksi mata (2 Petrus 1:16-18; 1 Yohanes 1:1-3; 1 Korintus 15:3-8).
  • Para sejarawan melaporkan kematian Yesus (misalnya Josephus dan Tacitus, sejarawan abad pertama).
  • Kesaksian dari banyak orang yang hidup, bahwa mereka telah diubahkan oleh Yesus (Kisah Para Rasul 4:8-13; 7:56; 24:24)

 

Tabel berikut mempresentasikan disparitas yang menakjubkan mengenai status penyaliban diantara orang Kristen, Yahudi dan Muslim:

 

Kristen

Yudaisme

Islam

Yesus adalah Mesias dan Ia telah mati diatas kayu salib.

Yesus bukan Mesias tetapi Ia benar-benar telah mati diatas kayu salib

Yesus adalah Mesias tetapi Ia tidak mati diatas kayu salib

Baca Juga : Inilah Alasan Mengapa Quran Menolak Penyaliban Yesus


[1] Dikatakan oleh Quran bahwa Allah membuat rancangan yang lebih baik, yaitu menipu daya orang-orang yang berusaha menyalibkan Yesus. Hal ini diindikasikan dalam Qs 3:54; 7:99 dan 10:21.

[2] Teori ini juga disebut “teori pingsan” karena Yesus diduga hanya pingsan, tapi tidak mati ketika disalib. Karena itu semua orang yang hadir di situ menjadi tertipu. Dalam kuburnya, Yesus kembali sadar, menggeser batu penutup kubur dan melarikan diri. Teori ini telah dikembangkan di abad ke 18 dan 19 oleh para teolog rasionalisme Eropa. Kaum Ahmadiyah bahkan mengira bahwa mereka telah menemukan kubur Yesus di Kashmir (India)

[3] Misi Yesus adalah untuk mati di kayu salib sebagai korban yang “terakhir dan yang sempurna”, agar mereka yang percaya kepadaNya dapat menerima pengampunan dosa dan hidup yang kekal (Yohanes 3:16; 5:24; 14:6; 20:31).