Selama tiga tahun kehidupan pelayanan-Nya, Yesus Kristus mengajarkan kita bagaimana untuk hidup serta banyak melakukan mukjizat, bahkan membangkitkan orang yang sudah mati. Tapi Dia menyatakan misi utamanya adalah MENYELAMATKAN KITA DARI DOSA KITA.
Yesus memproklamirkan diri bahwa Dia adalah Mesias yang sudah dijanjikan dan akan mengangkat beban kesalahan kita. Nabi Yesaya telah menulis mengenai Mesias 700 tahun sebelumnya dan memberi kita beberapa tanda atas identitasnya. Namun tanda yang paling sukar dipahami adalah. MESIAS ADALAH MANUSIA SEKALIGUS ALLAH !!
” Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, …. dan namanya disebut orang: Penasehat Ajaib, Allah yang perkasa, Bapa yang kekal, Raja damai.” (Yesaya 9:5)
Para nabi terdahulu telah menyatakan Mesias akan jadi korban dosa sempurna bagi Allah, untuk memuaskan keadilan-Nya. Manusia sempurna ini akan memenuhi kualifikasi untuk mati bagi kita. (Yesaya 53:6). Menurut para penulis Perjanjian Baru, satu-satunya alasan Yesus pantas mati untuk kita adalah karena sebagai Allah, Dia menjalani hidup sempurna secara moral dan tidak berdosa.
Sukar untuk dimengerti bagaimana kematian Yesus itu menebus dosa-dosa kita. Mungkin analogi yudisial akan memperjelas bagaimana Yesus menyelesaikan dilema, Allah, yang sempurna kasih-Nya dan keadilan-Nya.
Bayangkan Anda memasuki ruang sidang, bersalah karena pembunuhan (Anda punya isu serius disini) Ketika Anda mendekati meja, Anda menyadari bahwa hakim itu ayah Anda. Karena tahu dia mengasihi Anda, Anda langsung mulai memohon,”Pak, bebaskan saya!” Dia menjawab,”Aku mengasihimu, nak, tapi saya hakim. Saya tidak bisa membebaskanmu begitu saja.”
Akhirnya, dia mengetuk palu dan menyatakan Anda bersalah. Keadilan tidak bisa dikompromikan, paling tidak oleh seorang hakim. Tapi karena dia mengasihi Anda, dia turun dari kursi, membuka jubahnya, dan menawarkan diri untuk membayar denda untuk Anda. Pada kenyataannya, dia menggantikan Anda di kursi listrik.
Inilah gambar yang dilukis di Perjanjian Baru. Allah turun memasuki sejarah manusia, dalam bentuk manusia Yesus Kristus dan duduk di kursi listrik (baca: salib) menggantikan kita, untuk kita. Yesus bukanlah pihak ketiga kambing hitam, mengambil dosa kita, tapi Dia adalah Allah sendiri. Lebih jelas lagi, Allah punya dua pilihan: menghakimi dosa kita atau mengambil alih hukuman itu kepada diri-Nya sendiri. Dalam Kristus, Dia memilih yang terakhir.
“Maksud kematian Kristus adalah Kristus mengambil dosa-dosa dunia, sehingga apa yang kita lakukan tidak kembali lagi kepada kita, dan sifat dosa kita tidak menghasilkan kematian. Inilah alasan utamanya. Hal ini seharusnya membuat kita rendah hati. Bukan perbuatan baik yang membuat kita bisa melewati gerbang surga”
Dan Yesus menegaskan hanya Dia satu-satunya, yang bisa membawa kita kepada Allah. Dikatakan, “Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tidak seorangpun bisa datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes14:6)
Tapi banyak yang berargumentasi klaim Yesus bahwa Dia adalah satu-satunya jalan kepada Allah itu terlalu sempit. Disebutkan ada banyak jalan menuju Allah. Mereka yang percaya bahwa semua agama sama, menolak bahwa kita punya masalah dosa. Mereka tidak menerima perkataan Yesus dengan serius. Mereka mengatakan kasih Allah akan menerima kita semua, apapun yang sudah kita perbuat.
Alkitab mencatat untuk menggambarkan pengampunan gratis dari Allah ini melalui pengorbanan kematian Yesus adalah ANUGRAH. Diampuni dan menyelamatkan kita dari apa yang seharusnya kita terima, anugerah dari Allah, memberi kita apa yang seharusnya tidak pantas kita terima. Mari kita tinjau sebentar apa yang Kristus telah lakukan terhadap kita yang tidak bisa kita sendiri lakukan:
- Allah mengasihi kita dan menciptakan kita untuk berhubungan denganNya.
- Kita diberi kebebasan untuk menerima atau menolak hubungan itu.
- Dosa dan pemberontakan kita terhadap Allah dan hukum-Nya telah menciptakan tembok pemisah antara kita dengan Dia.
- Meski kita pantas dihukum selama-lamanya, Allah telah membayar lunas hutang kita dengan kematian Yesus yang menggantikan kita. Hal ini memungkinkan kita hidup selama-lamanya bersama Dia.
Sekarang kita punya gambaran rencana Allah selama ini. Tapi masih ada satu hal yang belum lengkap. Menurut Yesus dan para penulis Perjanjian Baru, setiap dari kita, secara individu, harus menjawab pemberian cuma-cuma yang ditawarkan Yesus kepada kita. Dia tidak akan memaksa kita menerimanya…!!!!