Yesus Kristus mengklaim akan menjawab semua pertanyaan mendalam mengenai eksistensi kita. Pada satu saat, kita semua akan mempertanyakan apa arti kehidupan itu. Apakah Anda pernah melihat ke langit yang gelap gulita dan merenungkan siapa yang menaruh bintang-bintang itu di sana ? Atau apakah Anda pernah melihat matahari terbenam dan berpikir tentang pertanyaan terbesar dalam hidup:
- “Siapa saya ini ?”
- “Kenapa saya ada di sini?”
- “Kemana saya pergi setelah saya mati ?”
Meski para filsuf dan pemimpin agama lain menawarkan jawaban tentang arti kehidupan, hanya Yesus Kristus membuktikan kredensial-Nya (apa yang dikatakanNya) dengan bangkit dari kematian. Skeptis seperti yang dilakukan oleh sebagian orang yang pada awalnya mengejek kebangkitan Yesus, telah menemukan banyak bukti yang menyatakan, bahwa hal itu benar-benar terjadi.
Yesus menawarkan hidup dengan arti yang sebenarnya. Dia mengatakan hidup lebih besar dari mengumpulkan harta, bersenang-senang, sukses, dan berakhir di kuburan. Kendati begitu, masih banyak orang mencoba menemukan arti kehidupan dalam bentuk ketenaran dan kesuksesan.
Bapak Pascal, filsuf besar Perancis percaya kekosongan hati yang kita semua alami hanya bisa diisi oleh Allah. Dia mengatakan, “Allah membentuk ruang vakum di hati setiap orang yang hanya bisa diisi oleh Yesus Kristus” Jika Pendapat Bpk.Pascal ini benar, maka kita akan berharap bahwa Yesus tidak hanya menjawab pertanyaan tentang identitas kita dan arti kehidupan, tapi juga memberi kita harapan akan kehidupan setelah kematian.
Bertrand Russell Dalam bukunya, Why I am not a Christian ( Kenapa saya bukan orang Kristen), Russell membantah semua yang Yesus katakan mengenai arti kehidupan, termasuk janji-Nya akan kehidupan kekal. Selanjutnya Russel mengatakan “Tapi jika Yesus benar-benar mengalahkan kematian seperti klaim para saksi mata (murid-muridNya) maka DIA sendiri akan memberitahu kami semua tentang hidup, dan menjawab pertanyaan, “Kemana saya pergi ?”
Memahami kata-kata Yesus mengenai kehidupan dan kematian dapat membentuk identitas kita, memberi kita makna dalam hidup, dan memberikan harapan untuk masa depan. Oleh karena itu kita perlu memahami apa yang dikatakanNYA tentang Allah, tentang Manusia, dan tentang diriNya sendiri.
Apa yang Yesus katakan tentang Allah?
Allah Itu Relasional
Banyak orang berpendapat Allah hanya sebagai sebuah kekuatan, bukan satu pribadi yang bisa kita kenal dan bergaul denganNya. Allah yang disebutkan Yesus bukanlah kekuatan impersonal di Star Wars, yang kebaikannya bisa diukur dalam voltase. Dia juga bukan sosok besar menakutkan di angkasa, yang senang membuat hidup kita sengsara.
Sebaliknya, Allah itu relasional seperti kita, tapi lebih dalam lagi. Dia berpikir, Dia mendengar, dan Dia berkomunikasi dalam bahasa yang kita pahami. Yesus menjelaskan kepada kita dan memperlihatkan Allah itu seperti apa. Menurut Yesus, Allah tahu setiap kita dengan sangat baik dan personal, dan terus memikirkan kita.
Selanutnya anda bisa baca pada artikel yang berjudul : ALLAH ADALAH KASIH