Sumber segala kehidupan adalah Allah Sang Pencipta, tidak ada Pencipta lain selain Allah. Hanya ada satu Allah yang MENCIPTA dari TIADA menjadi ADA, Allah berfirman :
“Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah. Aku telah mempersenjatai engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku, (Yesaya 45:5).
Mulailah Allah mencipta apa yang kelak akan menjadi senjata kita.
Kej. 1:1 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. 1:2 Bumi belum berbentuk dan kosong gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
KOSONG semua itu dari kosong, seperti kita manusia yang sering tidak mengerti dengan sebuah kekosongan, dari lahir, hidup, susah senang dan akhirnya mati. Semua kembali kosong, karena memang sudah semestinya begitu. Alkitab berkata, Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran .” (Yohanes 4:24). Roh Allah terlebih dahulu melayang-layang ke bumi yang kosong dan gelap namun sudah ada air. Untuk itu Ia bersabda kembali.
1:3 Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang .” Lalu terang itu jadi.
1:4 Allah melihat bahwa terang itu baik,lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.
1:5 Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.
“Jadilah terang.” Adalah kalimat pertama sebagai tanda bahwa satu-satunya jalan untuk bisa melihat harus ada TERANG, karena langit dan bumi yang diciptakanNya ternyata masih gelap. Tentu saja terang di sini adalah terang bagi Allah karena Allah hanya mengatakan JADILAH TERANG tanpa ada bentuk penerang yang kita bayangkan selama ini.
Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut, bersemayam dalam terang yang tak terhampiri. Seorang pun tak pernah melihat Dia dan memang manusia tidak dapat melihat Dia. Bagi-Nyalah hormat dan kuasa yang kekal! Amin. (1 Tim. 6:16).
Lalu dipisahkan terang dari gelap ini bukan berarti tidak ada keterkaitan sama sekali, justru saling mempengaruhi, saling menghidupkan, sebagai pertanda ada perputaran yang terus berputar saling kait mengkait.Petang dan pagi adalah awal ditentukannya hari, namun kita tidak tahu apakah 1 harinya manusia adalah 1000 harinya Allah? Namun di akhir penciptaan selalu disebutkan ITULAH HARI pertama, kedua dan seterusnya. Yang jelas Allah mengatakan PETANG dan PAGI sebagai pemisah antara SIANG dan MALAM, antara TERANG dan GELAP. Dan perkembangan ilmu pengetahuan menamakan pergantian itu sebagai HARI dan akhirnya muncul penanggalan yang kita kenal hingga saat ini.
1:6 Berfirmanlah Allah: “Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air.” 1:7 Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian.
1:8 Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.
Bila kita membaca firman di atas, tanpa perlu menafsirkannya, yang bisa kita bayangkan adalah langit dan bumi dalam gumpalan air sebelum akhirnya diciptakan cakrawala. AIR rupanya mengambil peranan sangat penting dalam kehidupan ini, tanpa air rasanya tidak ada kehidupan yang berarti. Namun ada ayat menjelaskan bahwa “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan dengan lantang bahwa Allah ada. (Rm 1:20).
Itulah DUA SAKSI SAH ciptaan Allah dengan suatu daya cipta yang begitu tinggi dan mengajarkan kekuasaan dan keilahianNya yang kekal. Allah adalah pribadi yang hidup. bermoral dan penuh hikmat.
1:9 Berfirmanlah Allah: “Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering. ” Dan jadilah demikian.
1:10 Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik
Bumi sudah menampakkan wujudnya, air dan daratan sudah dipisahkan namun masih kosong, tidak ada apa-apa, hanya air dan darat, namun Allah melihat semuanya sudah baik, Allah pun melanjutkan mencipta.
1:11 Berfirmanlah Allah: “Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi.” Dan jadilah demikian.
1:12 Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji.
Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Sekali lagi Allah mencipta semua tetumbuhan dari segala jenis adalah BAIK, jadi tidak ada tumbuh-tumbuhan di bumi ini yang sebetulnya tidak bermanfaat, pasti akan ada manfaatnya bagi manusia, karena Allah sendiri sudah mengatakan semuanya baik, maka tinggal penghuninya lah yang harus mengolahnya hingga berguna, tidak ada yang tidak berguna.
1:13 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.
Allah mengakhiri penciptaannya dengan kalimat jadilah petang dan jadilah pagi pada hari ketiga, mungkinkah petang dan pagi harus diingatkan agar tidak lupa? Ah, itu hanya pikiran kita manusia saja karena sudah tahu, tapi adakah misteri di balik kalimat jadilah petang dan jadilah pagi?
1:14 Berfirmanlah Allah: “Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun,
1:15 dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi.” Dan jadilah demikian.
1:16 Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang.
1:17 Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi,
1:18 dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
Terang ini tentu berbeda dengan TERANG pada penciptaan di atas. Terang pada penciptaan awal adalah terang tanpa bentuk benda pendukung, namun pada penciptaan berikutnya Allah menciptakan benda-benda penerang yang sesungguhnya sebagai pertanda pergantian siang dan malam, hari demi hari dan seterusnya seperti yang sudah kita kenal sekarang ini.
1:19 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.
Pada hari keempat inilah kita lebih jelas mengenal arti jadilah petang dan jadilah pagi, karena benda-benda penerang sudah pasti seperti yang kita ketahui selama ini.
1:20 Berfirmanlah Allah: “Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala. “
1:21 Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan d dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
1:22 Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: “Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak.”
Seperti juga pada tumbuh-tumbuhan, segala makhluk hidup yang diciptakan SEMUANYA BAIK, artinya tidak ada yang tidak baik. Namun dalam perkembangan berikutnya, manusia penghuni bumi ini yang menjadikan beberapa binatang adalah tidak baik, entah untuk disantap maupun dipelihara, apapun teorinya, segala binatang diciptakan semuanya baik. Perbuatan manusialah yang sering mendatangkan kebaikan dan keburukan.
1:23 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima.
1:24 Berfirmanlah Allah: “Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar.” Dan jadilah demikian.
1:25 Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
Semua binatang adalah baik, apa yang telah diciptakan Allah adalah baik. Namun manusia akhirnya berhak untuk menguasai semua binatang itu seperti yang telah diperintahkan oleh Allah sendiri di penciptaan berikutnya.
1:26 Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”
Ayat inilah yang sering menjadikan kontroversial bahwa Allah telah mencipta manusia sebelum Adam, padahal di pihak lain mengatakan bahwa yang dimaksud manusia itu adalah Adam. Kata KITA disini menunjukkan ada Oknum yang bekerjasama dalam proses menciptakan manusia, inilah yang harus dipahami untuk mengakui bahwa Adam adalah manusia pertama yang dijadikan sebagai gambar dan rupa Allah.
Gambar dan Rupa Allah sendiri sering menimbulkan perdebatan juga, seperti apa gambar dan rupa Allah itu ? Bukankah Allah itu ROH ? Ya, Allah memang Roh, gambarnya ya seperti kita ini, manusia yang hidup, mau repot cari gambar apalagi selain diri kita sebagai gambar dan rupa Allah ? Bukankah manusia itu sudah indah sebagai gambar Allah ? Apakah ada manusia yang menyesal sebagai gambar dan rupa Allah ?
Allah telah memberikan kepada manusia telinga, mata, pengetahuan, kecerdasan, keinginan, dan kekuatan seperti yang Ia miliki.
1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak ; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala
binatang yang merayap di bumi. “
1:29 Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.
1:30 Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya. ” Dan jadilah demikian.
1:31 Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
Begitulah akhirnya mandat Allah pada manusia untuk bertanggung jawab yaitu beranakcucu dan bertambah banyak untuk memenuhi bumi dan menaklukkan serta menguasai dan tentunya memelihara seluruh tetumbuhan dan mahluk hidup di air, udara, maupun daratan. Dan Allah melihatnya sungguh amat baik. Sekali lagi SUNGGUH AMAT BAIK. Bukankah manusia juga memiliki suara hati yang mengajarkan kepadanya mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, karena Allah Pencipta yang suci adanya, menyukai segala yang benar dan MEMBENCI SEGALA YANG JAHAT, Allah hanya melihat semuanya SUNGGUH AMAT BAIK!
Kej. 2:1 Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya.
l 2:2 Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu.
2:3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu
Proses penciptaan Allah selesai pada hari keenam dan hari ketujuh memberkati dan menguduskannya. “Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh Firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat. (Ibrani 11:3).
“Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaanNya!” (Yes. 6:3).
Allah memberkati dan menguduskannya artinya seluruh dunia dan setiap yang ada di dalamnya menjadi milik Allah, oleh sebab itu Allah memperhatikan dunia ini dan setiap orang yang ada di dalamnya.Allah menjadikan ADA dari TIADA, akan tetapi tiada itu sendiri adalah suatu keadaan, karenanya, tiada juga muncul dari ada.
Segala sesuatu tercipta atau terjadi karena dua kekuatan di alam semesta ini, maka Allah selalu mengakhiri dengan firman JADILAH PETANG DAN JADILAH PAGI. Itulah makna bahwa alam semesta ini saling isi-mengisi, saling berkait, saling mempengaruhi sehingga tidak mungkin lagi dipisah-pisahkan. Tidak ada yang paling penting, tidak ada yang paling tinggi ataupun paling rendah. Semua itu tali-temali dan kait mengkait, saling mempengaruhi, saling membasmi juga saling menghidupkan, karenanya berputar terus dan terus berputar.
“Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikanNya kepada siapa yang dikehendaki-Nya!” (Dan.4:32)
JADILAH PETANG DAN JADILAH PAGI, mana ujungnya mana pangkalnya, mana awalnya mana akhirnya , semuanya sudah tidak ada lagi, semuanya menjadi wajar dan semestinya begitu, maka Allah selalu mengulangi di setiap akhir penciptaannya. Jika petang meninggalkan pagi dan pagi tidak menghampiri petang akan terjadi perputaran yang tidak selaras.
Allah menghendaki semua manusia dapat menempatkan diri masing-masing selaras dengan KEHENDAK ALAM. Kalau manusia dapat menyesuaikan diri dengan segala apa yang diperbuatnya dengan berimbang sempurna, dunia akan tenteram dan aman. Namun menyesuaikan diri dengan kehendak alam itulah hanya mudah dibayangkan namun sukar dilaksanakan. Padahal Allah selalu mengingatkan JADILAH PETANG DAN JADILAH PAGI, dalam kehidupan manusia sering lupa bahwa tidak ada yang menang atau kalah, sebab yang menang mutlak dan abadi hanya Allah.
“Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selam-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.” (Mazmur 90:2).
Kej. 2:4 Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit, –
2:5 belum ada semak apapun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apapun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu;
2:6 tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu
2:7 ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup .
TUHAN Allah adalah Yesus Kristus yang kemudian melanjutkan proses penciptaan dari materi yang sudah diciptakan oleh Allah, dari sinilah cerita terus berlanjut dan Yesus Kristus harus bertanggung jawab juga dengan apa yang telah diciptakan demi Allah Bapa yang berpaling dariNya ketika nyawanya meradang di kayu salib.
“Tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapanNya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepadaNya kita harus memberikan pertanggungan jawab.” (Ibr. 4:13).
“O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusanNya dan sungguh tak terselami jalan-jalanNya!” (Rom.11:33)
“Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa ; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu, dan oleh karena kehendakMu semuanya itu ada dan diciptakan.” (Why. 4:11).
Mempercayai dan meyakini Allah harus seperti anak-anak dengan iman sederhana berdasarkan Allah dalam Alkitab dan alam semesta ini. Allah itu satu dan dua saksi sah adalah Langit dan Cakrawala, padahal saksi tentang Allah tentu lebih dari itu, walau Allah berada di tempat yang tak terjangkau manusia, gelap maha gelap, namun DIA ada dan selalu ada.
Bersambung ke Bagian : 17