ROH KUDUS salah satu sifatnya adalah kudus.Seseorang untuk dengan tepat mengenali pimpinan Roh Kudus jiwanya harus penuh air kehidupan rohani, untuk itu jangan biarkan roh dalam jiwa tidak peka dalam menangkap input dari pandangan dan suara yang kudus. Banyak pengikut Kristus mengalami kesulitan dalam menangkap kenyataan surgawi karena mereka telah membiarkan kepekaan rohaninya tumpul oleh sebab pengaruh POLUSI DUNIAWI. “Polusi” yang bisa menghambat kemampuan untuk mengerti kebenaran rohani. Kita sering memilih mengisi pikiran dengan berbagai produk duniawi yang serba seram yang dikabarkan berbagai bentuk “kekasaran” media, hingga menyumbat saluran hati dimana Roh Kudus hadir.
Ini adalah Bagian ke 12 dari Tulisan serial Mencari Iblis :
Bagian 1. Manusia Mencari Iblis (Bagian 1)
Bagian 2. Alkitab Tidak Didiktekan Langsung oleh Allah (Bagian 2)
Bagian 3. Tuhan Allah Hanya Memberikan Nafas Hidup Kepada Manusia (Bagian 3)
Bagian 4. Alkitab itu Betapa Kacau Balaunya ( Bagian 4 )
Bagian 5. Alkitab Tidak Konsisten - Bintang Timur adalah Lucifer alias Iblis ( Bagian 5 )
Bagian 6. Menyelidiki Seluk Beluk Iblis ( Bagian 6 )
Bagian 7. Perbuatan Jahat Memang Selalu Mengasyikkan ( Bagian 7 )
Bagian 8. Benarkah Lucifer itu Nama Iblis ?? (Bagian 8)
Bagian 9. Benarkah Allah Menciptakan Iblis (Bagian 9)
Bagian 10. Manusia Akan Menghakimi Malaikat ( Bagian 10 )
Bagian 11. Siapa Malikat-Malaikat Yang Berhasil Dihasut Oleh Iblis ( Bagian 11 )
Buku-buku yang menuliskan tentang Iblis adalah Malaikat yang memberontak selalu tidak lepas menggunakan ayat dari Yesaya 14:12-15, Yehezkiel 28:11-19, Lukas 10:18, Wahyu 12:8-10, untuk menunjukkan bukti bahwa ayat-ayat tersebut mengacu pada Iblis atau Satan (banyak yang menuliskan Setan), sementara kalimat bintang timur, bintang fajar, bintang-bintang terang, Raja Babel dan Tirus hanyalah kiasan belaka atau cerminan dari kehidupan Iblis.
Ada juga yang berpendapat bahwa Iblis adalah malaikat Kerub, padahal dalam Alkitab jejak Iblis sebagai malaikat Kerub sangat lemah, karena sejatinya Kerub, Serafim, Ophanim. kedudukannya sejajar dengan malaikat, itulah yang dituliskan dalam Alkitab. Lalu apakah para malaikat ini juga termasuk anak-anak Allah?
Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan, maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka (Kej. 6:1-2).
Siapa yang dimaksud dalam ayat tersebut sebagai “anak-anak Allah dan anak-anak perempuan manusia?” Banyak penafsir Alkitab menjelaskan bahwa anak-anak Allah itu adalah para malaikat yang tidak taat.
Bila mengingat bahwa malaikat itu adalah makhluk rohani yang tidak memiliki tubuh ragawi, tidak memiliki daging dan darah, karena malaikat tidak dilahirkan, tetapi diciptakan Allah, oleh sebab itu malaikat TIDAK MENJADI TUA DAN MATI. Tapi bagaimana dengan ucapan Yesus yang mengajarkan bahwa malaikat tidak kawin atau tidak dikawinkan, sepertinya menentang pendapat ayat Kejadian 6:1-2 itu?
Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.(Mat.22:30).
Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.(Mrk. 12:25)
Walau malaikat adalah makhluk roh, namun malaikat memiliki kehendak dan budi, juga menerima rahmat dan kasih Tuhan, sama seperti manusia. Tetapi malaikat tidak tumbuh dan berkembang, keputusan untuk mengikuti Tuhan dan mentaati-Nya ditetapkan satu kali untuk selamanya, jadi tidak memerlukan waktu untuk merefleksikan kasih Tuhan dengan belajar dan bertumbuh. Namun malaikat bila muncul sebagai utusan-Nya ke bumi sering dalam bentuk manusia.
Kemudian TUHAN menampakkan diri kepada Abraham dekat pohon tarbantin di Mamre, sedang ia duduk di pintu kemahnya waktu hari panas terik. Ketika ia mengangkat mukanya, ia melihat tiga orang berdiri di depannya. Sesudah dilihatnya mereka, ia berlari dari pintu kemahnya menyongsong mereka, lalu sujudlah ia sampai ke tanah,serta berkata: “Tuanku, jika aku telah mendapat kasih tuanku, janganlah kiranya lampaui hambamu ini. Biarlah diambil air sedikit, basuhlah kakimu dan duduklah beristirahat di bawah pohon ini; biarlah kuambil sepotong roti, supaya tuan-tuan segar kembali; kemudian bolehlah tuan-tuan meneruskan perjalanannya; sebab tuan-tuan telah datang ke tempat hambamu ini.” Jawab mereka: “Perbuatlah seperti yang kaukatakan itu.(Kej. 18:1-5)
Kedua malaikat itu tiba di Sodom pada waktu petang. Lot sedang duduk di pintu gerbang Sodom dan ketika melihat mereka, bangunlah ia menyongsong mereka, lalu sujud dengan mukanya sampai ke tanah,serta berkata: “Tuan-tuan, silakanlah singgah ke rumah hambamu ini, bermalamlah di sini dan basuhlah kakimu, maka besok pagi tuan-tuan boleh melanjutkan perjalanannya.” Jawab mereka: “Tidak, kami akan bermalam di tanah lapang.” Tetapi karena ia sangat mendesak mereka, singgahlah mereka dan masuk ke dalam rumahnya, kemudian ia menyediakan hidangan bagi mereka, ia membakar roti yang tidak beragi,lalu mereka makan.(Kej. 19:1-3).
Itulah gambaran malaikat bila berada di bumi selalu mengambil rupa manusia,laki-laki dan tampan, berjalan dengan kaki, juga makan, artinya memiliki bagian-bagian tubuh dan emosi manusia, memiliki kekuatan fisik, dengan demikian tubuhnya dapat mereka pakai.
Tetapi kedua orang itu mengulurkan tangannya, menarik Lot masuk ke dalam rumah, lalu menutup pintu. Dan mereka membutakan mata orang-orang yang di depan pintu rumah itu, dari yang kecil sampai yang besar, sehingga percumalah orang-orang itu mencari-cari pintu. Lalu kedua orang itu berkata kepada Lot: “Siapakah kaummu yang ada di sini lagi? Menantu atau anakmu laki-laki, anakmu perempuan, atau siapa saja kaummu di kota ini, bawalah mereka keluar dari tempat ini, sebab kami akan memusnahkan tempat ini, karena banyak keluh kesah orang tentang kota ini di hadapan TUHAN; sebab itulah TUHAN mengutus kami untuk memusnahkannya. ” Keluarlah Lot, lalu berbicara dengan kedua bakal menantunya, yang akan kawin dengan kedua anaknya perempuan, katanya: “Bangunlah, keluarlah dari tempat ini, sebab TUHAN akan memusnahkan kota ini. ” Tetapi ia dipandang oleh kedua bakal menantunya itu sebagai orang yang berolok-olok saja. Ketika fajar telah menyingsing, kedua malaikat itu mendesak Lot, supaya bersegera, katanya: “Bangunlah, bawalah isterimu dan kedua anakmu yang ada di sini, supaya engkau
jangan mati lenyap karena kedurjanaan kota ini. “Ketika ia berlambat-lambat, maka tangannya, tangan isteri dan tangan kedua anaknya dipegang oleh kedua orang itu, sebab TUHAN hendak mengasihani dia; lalu kedua orang itu menuntunnya ke luar kota dan melepaskannya di sana. (Kej. 19:10-16).
Para malaikat sering diperdebatkan tidak memiliki jenis kelamin dan karena itu tidak bisa kawin, tetapi bila malaikat “bertugas” di bumi nyatanya dapat melakukan perbuatan seperti yang dilakukan manusia bahkan bisa melakukan hubungan seksual. Lalu apakah ajaran Yesus bahwa malaikat tidak kawin itu tidak benar? Untuk itu kita perlu membacanya dengan hati-hati ayat tersebut.
Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.(Mat.22:30).
Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.(Mrk. 12:25).
Bisa disimpulkan bahwa bila hidup di sorga tidak ada perkawinan, tidak kawin dan tidak dikawinkan, sementara kehidupan di bumi memang diharuskan untuk melakukan itu sebagai amanat Allah
Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak ; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.(Kej. 1:28).
Itulah mandat Allah kepada manusia, tetapi malaikat tidak menerima perintah seperti itu, interaksinya dengan dunia hanya sebagai pembawa pesan Tuhan, melaksanakan keadilan, memberikan kekuatan serta penghiburan, bukan untuk mengawini manusia. Namun ketika malaikat melanggar ketetapan-Nya, dengan mengawini manusia ketika berada di bumi maka persatuan yang tidak wajar antara manusia dan malaikat itu lahirlah YANG BERDOSA atau Nefilim/Nephilim yaitu orang-orang gagah perkasa zaman purbakala.
Dari Kejadian 6:1-8 bisa ditarik kesimpulan awal bahwa “pemberontakan” para malaikat dilakukan karena “birahi” dengan anak-anak manusia yang cantik-cantik, lalu dimana peran Iblis dalam kisah tersebut? Tidak dijelaskan. Dan Tuhan melihat itu kemudian berfirman.
Berfirmanlah TUHAN: “Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging,tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja.” (Kej. 6:3)
Sementara Adam diceritakan sudah meninggal pada Kej. 5:5 dalam umur 930 tahun. Dan keturunannya yang bernama Set meninggal dalam usia 912 tahun. Anaknya Set, Enos meninggal dalam umur 905 tahu. Kemudian anaknya Enos, Kenan meninggal dalam usia 910 tahun. Keturunannya Kenan, Mahalaleel meninggal dalam usia 895 tahun. Keturunannya, Yareed meninggal dalam usia 962 tahun. Lalu keturunan berikutnya Henokh, sampai umur 365 tahun, ia tidak ada lagi, artinya bukan mati, sebab Henokh langsung diangkat oleh Allah ke langit. Keturunan Henokh, Metusalah dalam usia 969 tahun meninggal. Keturunannya Lamekh meninggal dalam usia 777 tahun dan akhirnya keturunannya Nuh yang kelak akan menjadi orang yang dipilih Allah dalam menghukum orang-orang jahat yang disebut para Nephilim itu.
Perkawinan para malaikat dan anak-anak manusia yang melahirkan orang Nephilim “yang berdosa”, yang merupakan campuran anak-anak Allah (para malaikat) dan anak perempuan manusia menghasilkan manusia besar, orang-orang gagah perkasa.
Dalam mitologi Yunani barangkali orang-orang inilah yang disebut MANUSIA SETENGAH DEWA, sebagai “Titan” atau manusia super. Namun Tuhan tidak menerima kenyataan itu, usia manusia-manusia raksasa itu dibatasi hanya 120 tahun saja. Toh, dengan pembatasan usia lebih dari satu abad itu saja menghasilkan perbuatan-perbuatan jahat, kelaliman, perzinahan, kanibalisme, melawan semua binatang dan perbuatan sesat lainnya, seluruh bumi penuh dengan darah dan ketidakadilan!
Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN , bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. (Kej. 6:5-6).
Menyesallah Tuhan dalam menjadikan manusia ini hanya berlaku dalam konteks perkawinan anak-anak Allah dan anak-anak manusia, bukan dalam konteks hingga zaman sekarang. Bahkan penyesalan Tuhan tidak terhadap manusia saja, bahkan binatang-binatang pun ikut dimusnahkan. Mungkin saja binatang-binatang juga serba besar, mungkin sejenis Dinosaurus hidup dalam zaman Nephilim ini. Bahkan Adam pastilah juga bertubuh besar, penuh kuasa, memiliki pikiran yang cerdas dan sanggup mempertahankan diri setelah di usir dari taman Eden, karena di luar taman Eden pastilah hidup banyak predator yang siap menerkam siapa saja.
Berfirmanlah TUHAN: “Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka. (Kej. 6:7).
Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar, sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang. (Yud.1:6-7).
Kemarahan TUHAN Allah tidak saja memusnahkan semua isi bumi, kecuali Nuh, namun para malaikat yang melanggar batas-batas kediaman mereka juga mendapat belenggu abadi di dalam dunia kekelaman, karena mereka berdosa, mengejar kepuasan yang tak wajar.
Namun peran Iblis dalam kasus ini jejaknya tidak tampak, lalu malaikat mana yang menjadi Iblis? Sementara Adam yang sudah meninggal, dimanakah arwahnya?
Bersambung pada Bagian 13 : Apakah Iblis itu Musuhnya Allah atau Sebaliknya ??