Menutup Pintu Sorga

Tuhan Allah Hanya Memberikan Nafas Hidup Kepada Manusia (Bagian 3)

Berfirmanlah Allah : “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi. (Kej. 1:26).

Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. (Kej. 2:7).

Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara.   Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. (Kejadian 2:19)

Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. (Kej. 2:22).

Ketika Firman Tuhan mengatakan manusia diciptakan Allah menurut gambar dan rupa-Nya, bisa berarti, manusia itu mirip Penciptanya. Maksudnya, barangsiapa melihat manusia, bisa sedikit membayangkan bagaimana Allah Penciptanya, tetapi dalam hal apa manusia mirip dengan penciptanya ?

Manusia itu mirip Penciptanya sejauh dia memiliki akal budi dan kehendak bebas, demikianlah salah satu tafsiran yang paling lazim diungkapkan. Namun tidak bisa disimpulkan bahwa manusia itu setara dengan Allah, namun manusia tetap makhluk ciptaan yang terbatas.

Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. (Kej. 2:9)

tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” (Kej. 2:17).

Dua ayat di atas adalah bukti bahwa manusia tetap makhluk ciptaan yang terbatas. Allah ingin menunjukkan keterbatasan manusia dengan memberi LARANGAN KERAS untuk makan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

Ketika Adam dibentuk apakah tidak punya pengetahuan?

ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. (Kejadian 2:7)

Allah telah memberi NAFAS HIDUP pada Adam, dan Adam adalah satu-satunya manusia di dunia yang menerima NAFAS HIDUP lewat hidungnya. Ini perlu menjadi catatan tersendiri, hanya Adam yang MENERIMA LANGSUNG NAFAS HIDUP DARI TUHAN Allah. Mana mungkin nafas hidup dari TUHAN Allah tidak ada pengetahuan? Mungkinkah TUHAN Allah membentuk manusia tanpa pengetahuan untuk mengusahakan dan memelihara taman Eden?

Adam mempunyai pengetahuan!

Untuk menguatkan hal tersebut kita harus menengok kembali Kejadian 1:26. Adam adalah salah satu gambar dan rupa Allah, sejauh dia menjadi “pencipta” bersama Allah. Manusia (Adam) diberi kemampuan untuk mengolah dan mengatur dunia (akhirnya tidak hanya terbatas pada taman Eden saja) bersama dengan Allah.

Dengan demikian, Adam sangat mengerti apa yang menjadi perintah dan larangan TUHAN Allah terhadap dirinya. Yang perlu dipahami, Adam selama berada di taman Eden belum disebut ADAM melainkan MANUSIA, walaupun arti nama Adam adalah manusia laki-laki pertama dari debu tanah. Namun baru pada kitab Kejadian 4:25 nama ADAM dituliskan sebagai nama pribadi manusia yang pertama setelah keluar dari taman Eden.

Justru nama HAWA yang semula disebut PEREMPUAN yang diterangkan sebagai LELAKI-PUTERI yang mengandung arti bahwa perempuan hakekatnya membentuk kesatuan dengan laki-laki sebagai pembantunya yang sederajat, sudah ditulis di Kejadian 3:20, sebagai nama wanita yang pertama yang mengandung makna IBU SEGALA YANG HIDUP atau KEHIDUPAN, PEMBERI KEHIDUPAN. Dari sini kita bisa menarik kesimpulan untuk mendapatkan jawaban dari Kejadian 3:15.

Dengan demikian nama pribadi MANUSIA pertama laki-laki yang berada di taman Eden itu BELUM dipanggil ADAM, lalu siapa nama panggilannya? Seperti banyak yang sudah menafsirkan bahwa Iblis sudah berada di taman Eden, lalu dimana Iblis itu diciptakan? Menjadi apa Iblis di taman Eden? Apakah Iblis Malaikat? Kapan Iblis berjalan-jalan ke dunia?

Bersambung ke Bagian 4 dengan judul :  Alkitab itu Betapa Kacau Balaunya ( Bagian 4 )